Aku Ingin Hidup Seribu Tahun Lagi

Inilah Aku

Aku adalah aku

Yang dari dulu suka jajanĀ  dan main gundu

Yang suka senyum dan suka nesu

Baca pos ini lebih lanjut

Bayu

Dia adalah anak kedua. Dilahirkan tanggal 18 Juni 2000. Dialah anak yang waktu lahirnya saya tunggui, dari mulai mules-mules perut ibunya sampai detik-dia dia lahir. Dengan ijin Ibu Jarmini (bidan yang menolongnya) saya masuk ke ruang persalinan, dan berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang tangannya membantu memandu nafas sambil bererdoa.


Saya merasa bahwa dengan dekat dengan istri yang sedang berjuang melahirkan saya bisa merasakan betapa berat perjuangan seorang ibu saat melahirkan seorang anak. Saya juga bisa mensuport semangatnya agar dia kuat dalam berjuang dengan maut. Saya berpikir demikian, karena peristiwa itu memang antara hidup dan mati. Betapa lemahnya sang istri ketika berjuang keras, menguras tenaga, menahan sakit, dan… ah, sulit saya bayangkan. Alhamdulillah semua berjalan lancar, Bayu lahir sehat dan selamat.
Saat saya menulis di sini dia sudah berumur 8 tahun, sudah kelas dua SD, dan bersekolah di SD yang cukup baik, SD Induk Ungaran.

Yang cukup menonjol dari dirinya adalah kemampuan bernyanyinya. Seperti ibunya, menurutku dia memiliki bakat yang tinggi di bidang musik, khususnya vokal.
Sejak di TK dia sudah kumpulkan lebih dari 10 piala lomba menyanyi, baik tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi. Namun demikian, kemampuan itu tidak datang tiba-tiba. Saya membentuknya sejak umur 3 tahun. Semua teknik menyanyi yang biasa saya ajarkan pada mahasiswa saya terapkan, termasuk mengajarkan vibrasi. Vibrasi adalah suara yang mengalun, yang muncul setelah menguasai beberapa teknik seperti pernafasan, resonansi, artikulasi, dan baru vibrasi. setelah belajar secara intensif pada umur 4 tahun, maka umur 5 tahun sudah meiliki vibrasi yang cukup baik, dan pada umur 6 tahun saya menilai dua sudah sempurna dalam menyanyikan sebuah lagu yang bervibrasi.

Gambar di atas adalah saat dia diundang dalam acara resepsi kenegaraan tingkat kabupaten Semarang oleh Bupati Semarang tanggal 17 Agustus 2008. Dengan lagunya “Indonesia Jaya” cukup memukau para pejabat tingkat kabupaten Semarang tersebut. Padahal saat itu dia dalam keadaan mengantuk dan sehabis menangis karena kecapaian sejak pagi sibuk persiapan aubade di stadion. Rupanya Ibu wakil Bupati (Siti Ambar Fatonah) tertarik dengan suara anak kelas tiga SD memiliki suara yang dianggap baik saat menjadi solis paduan suara dalam aubade tersebut sehingga dia diundang dalam acara resmi itu di gedung DPRD Kab. Semarang. Disamping memberi ciuman sayang, beliau juga memberi tabungan Bima sebesar Rp 500.000,-. Terimakasih Ibu Ambar (namanya seperti nama mamahnya, Ambarwangi).


Namun bukan hanya itu, kemampuan bernyanyinya dibuktikan di depan Gubernur Jateng di Gedung Wanita Semarang, setelah memenangkan lomba menyanyi saat hari kartini tahun 2008. Lagu yang disiapkan adalah lagu “Pesan Kartini’ sebuah lagu jenis seriosa. Dengan vibrasi yang cukup dia mampu bawakan lagu tersebut dengan baik.

Setelah beberapa kali gagal di tingkat provinsi akhirnya tercapai juga pada tahun 2011 meraih juara pertama menyanyi tunggal pada ajang Festifal dan lomba seni siswa nasional (FLS2N) di Hotel Lor Inn Solo.

Sebenarnya, apakah Bayu menikmati semua itu. Ternyata, kalau ditanya apa cita-citanya maka jawabannya selalu ‘astronot’. Sama seperti waktu masih di TK. Dia setiap hari latihan menyanyi, terutama sewaktu di TK, bukan ingin menjadi penyanyi. Bahkan setiap ada bebarapa pihak menganjurkan ikut idola cilik, maka jawabannya adalah “tidak mau, saya tidak mau jadi penyanyi”.

Sebagai orang tua, saya tidak pernah memaksa anak sesuai denga kemauan saya. Memang dia punya kelebihan, tetapi biarlah dia menikmati dunianya, bermain dan belajar, dan bermimpi. Pernah dia ngambek kalau mau nyanyi dan akhirnya tidak jadi menyanyi, dan saya tidak memaksanya.

Mungkin sekarang sudah jenuh. Sewaktu masih di TK, dia sudah bernyanyi dalam latihan-latihan, sehari bisa 10 kali lebih. Saya sendiri merasa sudah cukup memberi bekal keterampilan menyanyi yang baik. Selanjutnya, terserah anak itu sendiri. Mau apa lagi, mungkin dia hanya mau menyanyi karena hobi, bukan untuk tujuan hidupnya. Ia hanya mau nyanyi jika sekolah yang memintanya. Saya justru ingin wujudkan cita-citanya itu.Tidak harus orang tuanya seorang guru musik dan hobi menyanyi lalu anaknya harus sama dengan profesi orang tuanya.